“Bahaya Televisi”

MUQODDIMAH

Televisi adalah salah satu media komunikasi modern yang pada hari ini perkembangannya sangat pesat sekali. Perkembangan ini tentu memiliki efek-efek yang positif dan negatif sesuai dengan acara-acara yang disiarkan oleh media ini. Maka televisi sebagai salah satu produk kemajuan peradaban adalah ibarat sebuah pisau yang bisa digunakan untuk hal yang bermanfaat dan bisa digunakan untuk hal yang membuat madhorot bagi manusia.

Realita yang ada menunjukkan bahwa mayoritas tayangan-tayangan televisi saat ini adalah acara-acara yang di haramkan oleh syari’at islam, walaupun diselingai dengan program-program yang bermanfaa’at dalam bidang agama, pendidikan, dan pengetahuan, hanya saja program-program hiburan yang berlawanan dengan norma-norma agama.

Lalu bagaimanakah kita harus menyikapinya? Insya Alloh dalam pembahasan kali ini akan kami paparkan secara ringkas pandangan syar’i tentang televisi dan sikap yang seharusnya dilakukan terhadapnya dengan harapan bisa menjadi rambu-rambu syar’i di dalam masalah ini –biidznillah-

TELEVISI DAN PEDANGKALAN AQIDAH

Televisi memiliki andil besar dalam pendakalan aqidah kaum muslimin dengan berbagai macam tayangan-tayangan ‘ghoib’ yang sangat marak akhir-akhir ini. Menampilakn berbagai macam khurofat-khurofat yang dikemas dalam bentuk sinetron-sinetron ‘Gaib Islmai’ serta acara-acara ‘dunia lain’,’uji nyali’ dan yang semacamnya.

Televisi juga memiliki efek negatif terhadap aqidah wala’ wal baro’ dari kaum muslimin.Merupakan hal yang dimaklumi bahwa di antara pokok-pokok aqidah Islam adalah wajibnya memberikan wala’ (loyalitas) kepada setiap muslim dan baro’ (membenci dan memusuhi) orang-orang kafir.

Telivisi memiliki peran besar dalam mengikis aqidah wala’ wal baro’ sedikit demi sedikit. lihatlah suatu misal seorang remaja nyang ngefans berat dengan seorang aktor di televisi dia begitu cinta dengan aktor tersebut bukan dengan sebab apa-apa kecuali karena keahliannya beraktig, padahal bisa jadi aktor ini adalah seorang peminum khamr, pecandu narkoba. dan seorang pezina.

Ada lagi remaja lainnya yang ngefans berat dengan sorang pemain bola hingga dia dukung dan dia bela mati-matian di hadapan teman-temannya dan di hadapan orang-orang yang lainnya Jika dia ditanya: “Kenapa kamu begitu cinta dengan pemain bola ini apakah karena diataat beribadah? karena dia menghabiskan waktunya untuk kepentingan Islam? ataukah dia biasa membantu fuqoro’ dan anak-anak yatim?” Maka pasti dia akan menjawab: “Bukan karena itu semua, tapi hanya karena dia lihai bermain bola !!” Yang lebih menherankan lagi bisa jadi pemain bola ini seorang yang faswik, bahkan seorang yang kafir seperti pemain negeri kafir dan sebagian orang-orang kafir yang mengadu nasib ke negeri ini denagn bekal kepiawaiannya dalam bermain bola. Maka lihatlah bagaimana dia loyal kepada orang kafir ini dan membelanya dengasn matian-matian padahal Rasullulloh Shallallohu ’alaihi wasallam bersabda:

‏المرء مع من أحب

Seseorang bersama yang dia cintai.

(Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunannya 4/333 dan Tirmidqi dalam Jami’nya 4/596 dan dishohikan oleh Syaikh al-Al-bani dalam Shohiul Jami’: 6689)

Televisi juga banyak menayangkan film-film yang menisahkan toloh-tokoh kafir yang dianggap sebagai pahlawan seperti Zorro, Robinhod, dan yang lainnya, yang ini jelas akan menghembuskan kecintaan terhadap tokoh-tokoh kafir ini dan melemahkan aqidah baro’ terhadap orang-orang kafir yang diwajibkan oleh syari’at Islam.

Di sisi lain televisi juga jenjungkirbalikkan pemahaman dan persepsi tantang kepahlawanan, sejak dahulu kaum muslimin berpersepsi bahwa para pahlawan adalah orang-orang yang mengorbakan diri-diri mereka di medan pertempuran untuk membela Islam dan kaum muslimin, atau yang bershodaqoh denan harta-harta mereka kepada para fuqoro’ walaupun mereka sendiri juga membutuhkan, atau yang tidak tidur di waaktu-waktu malam karena demi kebaikan umat dan meninggikan kalimat Alloh ’azza wa jalla. Adapun televisi maka dia menebarkan persepsi-persepsi baru akan makna kepahlawanan, yaitu orang yang menang dalam suatu permainan yang remeh, atau mendapatkan pemuas nafsunya, atau memenagkan persaingan di dalam memperebutkan seorang perempuan, atau berhasil mendaptkan harta yang banyak dengan kecurangan dan memperdaya orang lain.

Dahulu kaum muslimin mengenal para wanita mulia yang dijadikan tauladan di dalam sejarah islam seperti Sumayyah wanita pertama yang syahid id dalam Islam, dan Khansa’ yang mendorong keempat puteranya agar berjihad di jalan Alloh ’azza wa jalla, tatkala datang berita kematian meraka di dalam jihad maka Khansa’ berkata: “Segala puji bagi Alloh ’azza wa jalla yang telah memuliakanku denagn kematian mereka di jalan-Nya agar mengumpulkanku dengan mera di surga-Nya.”

Tetapi televisi telah mengubah pemahaman ini denan menebarkan opini kepada para pemirsa bahwa kepahlawanan wanitaterwujud kepada kemampuan wanita berakting , menyanyi, atau menari, atau mendapatkan juara pada kontes butuh dan pemilihan ratu kecantikan!, yang ini semua adalah gambaran akhlak-akhlak yang jelek dan moral-moral yang bobrok! Ya Alloh jangan Engkau menghukum kami dengan perbuatan orang-orang yang jahil dari kami!

FILM KARTUN MERUSAK AQIDAH ANAK-ANAK

Televisi memiliki andil yang besar dalam merusak aqidah generasi muda muslim, dengan penayangan film-film kartun yang banyak sekali melecehkan aqidah kaum muslimin dan sekaligus mengagungkan keyakinan-keyakinan orang-orang kafir dan musyrikin.

Sebuah seri film kartun yang berjudul ‘GodZilla’ (God Zilla: Tuhan Zilla) mengisahkan tentan sebuah keluarga yang mengarungi samudra, kemudian dihalangi oleh binatang-binatang buas khayalan-khayalan yang mengancam keluarga ini, tidak ada yang bisa menyelamatkan mereka dari binatang-binatang buas ini kecuali Godzilla. Dia bisa dipanggil oleh manusia dengan perangkat ilektronik dan langsung datang saat itu juga dan menyelamatkan keluarga tersebut dari gangguan binatang-binatang buas yang menghalangi mereka. Godzilla ini memiliki seorang anak yang menemani sekelompok manusia, mereka seru dan memenuhi seruan mereka. Ini adalah miniatur dari keyakinan orang-oran Nasrani yang mengklaim bahwa Isa adalah anak Alloh ’azza wa jalla dan bahwasanya hendaknya manusia mendekatkan diri kepada anak Alloh ’azza wa jalla agar Alloh ’azza wa jalla ridho kepada mereka. Maha Tinggi Alloh ’azza wa jalla dari perkataan mereka dengan setinggi-tingginya.

Inilah aqidah-aqidah orang-orang Nasrani yang dipaparkan kepada anak-anak Islam yang mereka tidak mampu menepis syubhat-syubhat dan membantah kedustaan-kedustaan, lalu bagaimana kita tinggalkan mereka di hadapan arus ghozwul fikri (perang pemikiran) yang menyerang akal dan hati mereka?!!.

Surat kabar al-Muslimun Edisi 257 Tanggal 8 Jumadi Tsaniyyah 1410 H memaparkan sebagian efek-efek negatif dari film kartun dan bahayanya terhadap aqidah anak-anak, di antaranya;

1. Seorang bapak yang bernama Ibrohim al_Fahd awalnya tidak percaya dengan bahaya film kartun ini hingga suatu saat dia dikejutkan dengan anaknya yang bersujud kepada boneka-boneka hingga terwujud apa yang dia inginkan!! Tatkala dia tanyakan kepada anaknya: “Siapakah yang mengajarimu hal ini?” maka anaknya spontan menjawab: “Aku melihat di film ini,” maka saat itulah bapak ini tahu bahaya perkara ini.

Demikianlah anak-anak Islam belajar dari film-film kartun kesyirikan yang jelas yaitu sujud kepada selain Alloh ’azza wa jalla dan menganggapnya sebagai perkara biasa!

2. Di dalam film ‘Cindy Bad’ dipaparkan sebuah gambaran orang-orang yang menyembah api, dan ada yang menyembah burung dan memberikan persembahan-persembahan kepadanya.

3. Di dalam film ‘Serigala Putih” dipaparkan sebuah adegan orang-orang yang tertimpa musibah, mka mereka berkumpul di sekeliling berhala besar, mereka angkat tangan-tangan mereka berdo’a kepadanya dengan dikelilingi sebuah api unggun yang menyala.

Sebagian film-film kartun menggabungkan antara khayalan dan perusakan aqidah sekaligus seperti fil ‘al_Fanus’ yang menggambarkan sebuah cincin sihir yang pemakainya bisa menguasai dan mengatur dunia dari cincin ini,maka film ini meggabungkan antara khayalan yang merusak kejiwaan dan keyakinan tehadap siir dan penggunaanya untuk solusi problema-problema (Lihat al_Muttaham Awal hal.56-56)

Wahai para orang tua, demi Alloh ’azza wa jalla bolehkankalian tinggalkan akan-anak kalian di hadapan film-film kartun yang menghancurkan aqidah Islamiah dan tauhid yang shohih?

Bagaimanakah kalian akan menjawab pertanyaan Robb klian tnetang tanggung jawab kalian terhadap anak-anak kalian dalam keadaan Rasullulloh ShallAlloh ’azza wa jallau ’alaihi wasallam bersabda:

Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian bertanggung jawab atas kepemimpinannya… seorang laki-laki adalah pemimpin keluarganya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannym seorang wanita adalah pemimpin rumah tangga suaminya dan bertanggung jawab atas mereka.

(Muttafaq Alaih)

Sa’ad al-Humaid seorang guru besar Universitas king Saud Riyadh berkata: “Film-film kartun ini mengandung pemahaman-pemahaman yang salah dan nilai-nilai murahan yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan masyarakat islami.” (LIhat al-Muttaham Awal hal.55)

TELEVISI DAN KRIMINALITAS

Televisi memiliki andil besar di dalam mengajari para penjahat tentang berbagai trik aksi kejahatan dan cara-cara menghilangkan jejak. Pada awalnya aksi-aksi kriminal sangat sederhana dan mudah sekali terungkap dan para pelaku kriminal cepat tertangkap.

Tetapi sekarang tatkala banyak stasiun televisi yang menayangkan berbagai film detektif dan menayangkan berita-berita kriminal dengan mendetail seperti’Jejak kasus’, ‘Bidik’, ‘Patroli’, dan yang semacamnya, maka kualitas dan kuantitas kriminalitas meningkat, para pelaku kriminal mendapatkan ‘kursus gratis’ tentang trik-trik kejahatan dari tayangan-tayangan televisi tersebut, kasu-kasus kriminal meningkat dan begitu banyak kasus-kasus perampokan, pencurian,narkoba, pemerkosaan, danpembunuhan yang sangat sulit dilacak dan diungkap, karena telah dirancang dengan siasat yang jitu dan teliti. Surat kabar al-Abna’ yang terbit di Kuwait mewawancarai seorang pelaku kriminal, ditanyakan kepadanya: “Bagaimanakah kisah awalmu di jalur kriminal?” dia menjawab; “Permulannya karena aku melihat sebuah film sehingga muncul ide kriminal ini.”

Pada tahun 1984 berkumpullah Majelis Umum Inggris, dan menetapkan bahwa penelitian-penelitian menunjukkan bahwa tingkat kriminalitas meningkat dengan pesat sejak tersebarnya kaset-kaset video.

Majalah al-Amn wal Hayat Tunisia menyebutkan bahwa ada seorang anak yang gantung diri untuk mepraktekkan apa yang dia lihat di sebuah film.

Di Amerika ada seorang anak yang berusia 9 tahun gagal di semua bidan studi dalam ujiannya, maka dia mengusulkan kepada orang tuanya agar mengiririm satu kemasan gula-gula beracun ke sekolahnya, tatkala dia ditanya dari mana dia belajar hal itu maka dia menjawab bahwa dia mengambil ide tersebut dari sebuah film. (lihat al-Muhattam Awal hal.19-22)

TELEVISI MERUSAK CITRA SEJARAH ISLAM

Banyak stasiun televisi yang menayangkan film-film atau sinetron-sinetron ‘Islami’ yang diproduksi oleh orang-orang yang tidak tahu Islam atau sedikit sekali faham tentang Islam sehingga datang membawa informasi-informasi yang keliru dan kisah-kisha yang dusta.

Sebagian produsen film memandang bahwa peristiwa-peristiwa sejarah kurang luwes sehingga dia tambahkan adegan-adegan tambahan yang dusta dan bahkan dia tambahkan adegan-adegan romantis terhadap sebagian film sejarah tokoh-tokoh Islam, yang ini jelas merusak citra sejarah Islam di benak para pemirsa, tetapi produsen tetap menginginkan hal itu agar filmnya bisa laku!.

Demikian juga film-film ‘Islami’ ini didukung oleh para aktor terkenal yang memerankan tokoh-tokoh Islam seperti Sholahuddin al-Ayyubi, Harun ar_Rosyid, Ibnu Taimiyyah, bakan memerankan para sahabat seperti Abu Bakar dan Umar dan bahkan memerankan para nabi seperti Ibrohim dan Isma’il.

Para pemirsa akan melihat bahwa aktor yang memerankan seorang ulama Islam di sebuah film sejarah dia berperan sebagai play boy di gilm yang lainnya, dan di film yang lainnya lagi dia berperan sebagagai seorang penjahat dan buronan, maka rusaklah citra ulama tersebut di benak para pemirsa!.

TELEVISI DAN MUSUH-MUSUH ISLAM

Pada hari ini televisi merupakan corong berbesar bagi semua pemikiran yang melawan dan memusuhi Islam , melalui televisi musuh-musuh Islam menggambarkan masyarakat Islam yang terbelakang dan menyuguhkan gambaran masyarakt kafir Yahudi dan Nasrani yang maju, demikian juga televisi menebarkan semangat nasionalisme dan fanatik terhadap negeri masing-masing, televisi Irak membicarakan peradaban Babilonia, televisi Suria membicarakan peradaban Asyuria, televisi aljazair membicarakan peradaban Barbar, televisi Mesir membicarakan kerajaan Fir’aun, televisi Indonesia membicarakan kerajaaan Majapahit dan Sumpah Palapa, yang ini semua menjadikan masing-masing penduduk negeri fanatik kepada nenek moyang mereka walaupun mereka adalah orang-orang kafir, mereka lupa bahwa kaum muslimin di seluruh dunia adalah satu tubuh, Alloh ’azza wa jalla Azza Wazala berfirman:

Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Alloh ’azza wa jalla ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Alloh ’azza wa jalla Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.( QS. al-Hujurot [49]:13).

Dan Alloh ’azza wa jalla Azza Wazala berfirman:

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan antara kedfua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allloh, supaya kamu mendapat rohmat. (QS. al-Hujurot [49]:10)

Televisi juga merupakan mimbar setiap agama yang sesat dan pemikiran yang menyimpang, dengan leluasa para pemilik kesesatan menebarkan racun-racun pemikiran mereka ke rumah-rumah kaum muslim melalui media elektronik ini.

Televisi juga merupakan sarana efektif bagi setan untuk membuat kaum muslimin malas melakukan sholat, banyak sekali acara-acara yang menarik di letakkan tepat pada saat masuk waktu sholat sehingga banyak kaum muslimin yang lebih memilih duduk di depan televisi daripada menunaikan kewajiban terhadap Penciptanya, kalaupun jika dia berangkat menunaikan sholat maka dia tidak bisa khusyu’ karena pikirannya masih terpancang ada acara yang baru dia lihat.

Banyak orang yang begadang malam di depan televisi sehingga tertidur dan tidak menunaikan sholat shubuh, dan sebagai catatan bahwa acara-acara- televisi ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya di waktu-waktu yang banyak keutamaannya seperti bulan Romadhon, waktu haji, dan yang lainnya, sehingga banyak kaum muslimin yang diperdaya oleh setan sehingga luput darinya pahala-pahala yang besar yang dijanjikan oleh Alloh ’azza wa jalla dan Rosul-Nya.

TELEVISI DAN KERETAKAN RUMAH TANGGA

Televisi memiliki andil yang besar dalam kasus-kasus perceraian dan keretakan rumah tangga dengan banyaknya tayangan-tayangan sinetron ‘keluarga’ yang mengajari seorang istri membangkang kepada suaminya, meminta kepada suaminya hal-ahl yang di luar kesanggupan suaminya, membantah suaminya dengan ‘gaya-gaya artis sinetron’, mengajari suami dan istri selingkuh, mengajar anak-anak berani kepada orang tua, mengajari ‘anak tiri’ agar membenci kepada ‘ibu tirinya’, yang semuanya itu membuat keluarga-keluarga porak poranda dan menelantarkan anak-anak mereka.

Demikian juga televisi mengajari anak-anak remaja agar berani melanggar batas-batas agama dan norma-norma kebaikan, mengajari mereka agar melakukan hubungan cinta yang diharamkan, bagaiman seorang pemuda menggaet seorang gadis dan bagaimana seorang gadis menjaring para pemuda, bagaimana caranya mengirim sura cinta, bagaimana mengatur janjian dengan ‘aman’, yang ini semua diajarkan oleh sinetron-sinetron remaja yang menjamur di setiap stasiun televisi.

Televisi juga begitu ganas menyelewengkan para wanita dari jalur yang lurus, membuat mereka phobi terhadap hijab syar’i, menyemangati mereka agar tabarruj (berhias yang tidak syar’i) dan buka-bukaan, berusaha menggeser kesucian dan kehormatan para wanita dengan acara-acara wawancara, seminar, dan pertemuan-pertemuan yang membahas tentang emansipasi dan kebebasan wanita.

PENGARUH TELEVISI TERHADAP KESEHATAN

Dr. Muhammad bin Isma’il al-Muqoddam di dalam ceramahnya yang berjudul al-Ijhaz ‘Alal Fideo wa Tilfaz menjelaskan tentang efek-efek negatif televisi secara medis, di antaranya:

1. Tatkala diadakan cek medis terhadap anak-anak sebelum masuk lembaga pendidikan terungkap bahwa anak-anak pecandu televisi tertimpa kebengkokan di punggungnya disebabkan pengaruh duduk lama di depan televisi, mereka juga mengalami kelemahan penglihatan dn kesulitan bicara. Sampai-sampai ada sebagian sekolah-sekolah di Jerman yang membuat keputusan mengambil perjanjian pada para wali anak-anak didik mereka agar anak-anak mereka tidak duduk di depan televisi!.

2. Seorang ahli Radiologi yang terkenal Enil Chroom berkata: “Sesesungguhnya perusahaan-perusahaan produsen televisi berdusta dan memperdaya manusia tatkala mereka mengatakan bahwa televisi mengeluarkan radiasi sinar yang rendah yang tidak memberikan efek berbahaya, karena penelitian membuktikan bahwa sebesar apapun dari radiasi sinar akan menyebabkan madhorot yang bertingkat-tingkat sesuai dengan lemah dan kuatnya.”

3. Penelitan di Mesir menunjukkan bahwa keberadaan ibu hamil di dpan televisi kadang akan menyebabkan kelainan pada janin, dan bahkan bisa menyebabkan kematian janin sebelum dan sesudah kelahiran, demikian juga penelitian menunjukkan bahwa televisi berwarna memiliki efek yang lebih berbahaya.

Dr. Muhammad Manshur dari Markaz Teknologi Penyinaran al_Qaumi Mesir menasehatkan kepada para wanitta hamil dan anak-anak agar tidak duduk lama di depan televisi berwarna, karena dia adalah penyebab kematian janin.

Dia menegaskan bashwa sinar televisi tersebut bisa melemahkan penglihatan anak-anak.

dia juga menegkaskan bahwa sinar tersebut bisa mempengaruhi lensa kaca mata hingga menyebabkan tidak sesuai ukurannya bagi mata pemiliknya. (Lihat al-Muttaham al-Awwal hal.42-44)

HUKUM SYAR’I TENTANG TELEVISI

1. Telah datang suatu pertanyaan kepada Lajnah Daimah Saudi Arabia yang berbunyai:
” Bagaimanakah hukum menonton gambar-gambar bergerak yang ada di televisi?” maka Lajnah Daimah menjawab: “Tidak boleh menonton di televisi gambar-gambar telanjang dan porno, karena hal itu termasuk fitnah dan membawa kepada bahaya yang besar.” (Fatwa Lajnah Daimah no:3374)

2. Dari Abdul Aziz bin Abdulloh bin Baz kepada siapa saja yang menelaahnya dari kaum muslimin. Semoga Alloh ’azza wa jalla memberikan taufiq kepada kita semua kepada keridhoan_Nya dan melindungi kita dari sebab-sebab kemurkaan dan adzab-Nya . Amin.

Assalamu’alaikum Warohmatullahi wa Barokatuhu, Wa Ba’du

Telah menyebar pada saat ini sesuatu yang dinamakan parabola atau yang semacamnya , bahwasanya dia menukil semua yang dipancarkan dari seluruh dunia dari segala macam fitnah, kerusakan, keyakinan-keyakinan yang bathil, seruan kekufuran dan ateisme, bersamaan dengan yang dia pancarkan dari gambar-gambar wanit, majelis-majelis khamr dan kerusakan, serta segala macam kejelan yang datang dari luar dengan peralatan televisi. Telah terbukti di sisiku bahwa banyak orang-orang yang menggunakannya, dan bahwa alat tersebut diproduksi dan dijual di negeri-negeri. Maka wajib diberikan peringatan tentang bahayanya, wajibnya memeranginya, wajibnya wasskpada terhadapnya, haramnya penggunaannya di rumah-rumah dan yang lainnya. Dia haram diperjualbelikan dan diproduksi karena apa yang ada di dalamnya dari madhorot yang besar, kerusakan yang besar, kerja saqma atas dosa dan persusuhan, dan penyebaran kekufuran dan kerusakan di antara kaum muslimin serta menyeru kepada hal itu dengan ucapan dan pebuatan.

Maka wajib atas musliim dan muslimah agar waspada terhadap itu semua dan saling berwasiat untuk meninggalkannya dan salaing menasehati dalam masalah ini sebagai wujud pengamalan firman Alloh ’azza wa jalla.

Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat daosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kalian kepada Alloh ’azza wa jalla, sesungguhnya Alloh ’azza wa jalla amat berat siksa-Nya. (QS. al-Maidah [5]:2) (Risalah Isti’mal Dusy Munkarun Kabir dari program Fatawa Syaikh Bin Baz)

3. Telah datang sebuah pertanyaan kepada Syaikh sholih al-fauzan yang berbunyi: “Ada sebagian orang-orang yang baik memasukkan televi ke dalam rumahnya, dengan alasan agar dia tidak dituduh bersikap ghuluw (berlebihan), bagaimana nasehat Syaikh?’

Syaikh menjawab: “Meninggalkan televisi bukanlah sidap yang ghuluw, sesungguhnya dia adalah kehati-hatian terhadap agama,keluarga, dan anak-anak.

Meninggalkan televisi akan menjauhkan dari sebab-sebab kemadhorotan,. Karena dengan keberadaan televisi akan menimbulkan madhorot bagi anak-anak dan para wanitm, bahkan madhorot bagi pemilik rumah. Dan siapakah yang bisa menjamin dirinya aman dari fitnah?!. Semakin jauh seseorang dari sebab-sebab fitnah, maka itu akan lebih baik untuk sekarang dan untuk akibatnya. Meninggalkan televi bukanlah ghuluw, tetapi sebagai sarana menjaga diri.” (Muntaqo MIn Fatawa Syaikh Sholih al-Fauzan no:127)

BOLEHKAH MEMILIKI TELEVISI UNTUK MENDENGARKAN BERITA SAJA?

Telah datang sebuah pertanyaan kepada Syaikh Sholih al-Fauzan yang berbunyi: “aku meletakkan sebuah alat yang bisa menerima pancaran siaran-siaran televisi-televisi dari luar, aku hanya mendengarkan berita-berita saja, sebagai catatan bahwa aku melakukan ini khusus untuk diriku sendiri aku tidak menizinkan orang lain untuk melihat acara-ackara yang lainnya, bagaimana pendapat Syaikh?”

Syaikh Sholih al-Fauzan menjawab: “Tidak boleh menggunakan alat yang bisa menerima pancaran siaran-siaran televisi -televisi dai luar karena akan mendatangkan kejelekan, kerusakan pada aqidah dan akhlak, dan madhorot-madhorot bagi keluarga dan masyarajkat. JIka saja seorang berhati-hati pada awalnya maka kehati-hatian ini tidak bisa berlangsung terus. Telah datang syari’at yang suci memerinthkan agar menutp segala sarana yang membawa kepada kejelekan.

Demikian juga manusia tidak bisa aman dari fitnah. Adapun untuk mendapatkan berita maka engaku bisa mendapatkannnya dari media-media komunikasi yang lainnya dari surat kabar, siaran radio, dan televisi Saudi. Dengan catatan bahwa berita-berita yang ada begitu banyak kedustaannya, merusak pemikiran, dan menyebarkan berita-brita untuk menakut-nakuti kaum muslimin.” (Muntaqo MIn Fatawa yaikh Sholih al-Fauzan no:275)

BADAL (PENGGANTI) TELEVISI

Pada saat ini banyak media-media mubah yang bisa menggantikan kedudukan tlevisi dan bisa menyibbukan waktu seorang muslim dalam kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, seperti buku-buku agama yang bermanfa’at, majalh-majalah Islami untuk anak-anak, kaset-kaset Islam dalam beentuk murottal al-Qur’an dan ceramah, CD-CD Islami interaktif untuk dewasa, dan CD-CD Islami interaktif untuk anak-anak.

CD-CD ini saat ini sangat memungkinkan sekali sehubungan dengan turunnya harga-harga komputer produk lama yang jauh lebih murah harganya dibandingkan dengan televisi.

PENUTUP

Inilah yang bisa kami sampaikan tentang bahaya-bahaya televisi dan media-media yang bisa menggantikannya, semoga kita semua diberi taufiq oleh Alloh ’azza wa jalla sehingga bisa menjaukan diri-diri kita dan keluarga-keluarga kita dari sarana-sarana kerusakan dan membawa diri-diri kita dan keluarga-keluarga kita kepada jalan-jalan kebaikan.Amin.

Penulis: Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifulloh

Satu Tanggapan

Tinggalkan Balasan ke berbagi ilmu untuk sesama | Kikiummunailah's Blog Batalkan balasan